Indodax, atau PT Indodax Nasional Indonesia, adalah platform perdagangan aset kripto terbesar di Indonesia yang beroperasi sebagai bursa terpusat (CEX).
Didirikan pada tahun 2014 oleh Oscar Darmawan dan William Sutanto, awalnya bernama Bitcoin Indonesia (Bitcoin.co.id) sebelum berganti nama menjadi Indodax (Indonesia Digital Asset Exchange) pada Maret 2018, dan kemudian menjadi Indonesia Bitcoin and Crypto Exchange pada 2020.
![]() |
Indodax Exchange |
Indodax mempertemukan penjual dan pembeli aset digital dengan lebih dari 7,5 juta anggota terverifikasi, menawarkan perdagangan lebih dari 400 jenis aset kripto, termasuk Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Ripple (XRP), dan berbagai altcoin. Platform ini berbasis di Jakarta dan Bali, dengan layanan aktif 24/7.
Sejarah dan Perkembangan
Indodax memulai operasinya pada 2014 sebagai platform pertama untuk perdagangan Bitcoin di Indonesia. Rebranding menjadi Indodax dilakukan untuk mencerminkan visi yang lebih luas, tidak hanya fokus pada Bitcoin tetapi juga berbagai aset digital lainnya.
Pada 29 Januari 2020, Indodax resmi terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) dengan nomor 002/BAPPEBTI/CP-AK/01/2020, menegaskan legalitasnya di Indonesia.
Pada 31 Desember 2024, Indodax juga mendapatkan izin penuh dari BAPPEBTI sebagai Crypto Exchange dengan nomor izin 10, bertepatan dengan usia perusahaan yang mencapai 10 tahun.
Selain itu, Indodax memperoleh tiga sertifikasi internasional: ISO 9001:2015 dan ISO 27001:2013 pada 2019, serta ISO 27017:2015 pada 2021, menjadikannya salah satu bursa kripto pertama di Indonesia dengan standar keamanan global.
Indodax mencatatkan volume transaksi rata-rata Rp2–3 triliun per bulan dan memiliki lebih dari 10 juta pengunjung web, menempatkannya sebagai salah satu bursa terbesar di Asia Tenggara.
Platform ini juga masuk dalam daftar 50 bursa spot terbaik dunia versi CoinMarketCap berdasarkan volume perdagangan, likuiditas, dan kepercayaan.
Namun, pada September 2024, Indodax mengalami insiden keamanan yang menyebabkan kerugian sekitar 21,8 juta USD (Rp335 miliar) akibat transaksi ilegal, seperti yang dilaporkan oleh beberapa pengguna di media sosial, meskipun CTO Indodax hanya mengonfirmasi adanya insiden tanpa rincian lebih lanjut.
Cara Kerja Indodax
Sebagai bursa terpusat, Indodax mengelola dana pengguna dalam dompet yang mereka kontrol (custodial). Berikut adalah mekanisme utamanya:
Pendaftaran dan Verifikasi:
Pengguna harus mendaftar dengan email, nomor telepon, dan kata sandi, lalu menyelesaikan proses KYC (Know Your Customer) dengan mengunggah dokumen identitas seperti KTP dan selfie.
Proses ini wajib untuk mematuhi regulasi anti-pencucian uang (AML) dan memastikan keamanan akun.
Penyetoran Dana:
Pengguna dapat menyetor Rupiah (IDR) melalui transfer bank, virtual account, atau e-wallet tanpa biaya deposit (kecuali untuk metode tertentu). Deposit kripto juga didukung tanpa biaya, meskipun biaya jaringan blockchain mungkin berlaku.
Indodax tidak mendukung deposit menggunakan kartu kredit/debit atau portal seperti PayPal.
Perdagangan:
Indodax menggunakan buku pesanan (order book) untuk mencocokkan order beli dan jual, dengan transaksi diproses off-chain untuk kecepatan.
Tersedia perdagangan spot (beli/jual langsung) dengan opsi metode limit atau instan. Indodax juga menyediakan fitur seperti grafik TradingView, order book, dan depth chart.
Biaya perdagangan adalah 0% untuk maker dan 0,3% untuk taker, meskipun beberapa sumber menyebutkan biaya flat 0,3% untuk taker/instant order.
Penarikan Dana:
Penarikan IDR hanya dapat dilakukan melalui transfer bank dengan biaya Rp25.000 untuk transaksi di bawah Rp100 juta, dan Rp100.000 untuk jumlah lebih besar. Biaya tambahan Rp1.000 dikenakan jika menggunakan verifikasi SMS OTP.
Penarikan kripto dikenakan biaya dinamis tergantung pada jaringan blockchain (misalnya, biaya penarikan 1INCH bergantung pada pasar Ethereum).
Aplikasi Mobile:
Indodax menyediakan aplikasi mobile untuk iOS dan Android, memungkinkan pengguna memantau pasar, berdagang, dan mengelola portofolio. Fitur termasuk widget harga, daftar order tertunda, dan ruang obrolan komunitas.
Fitur dan Layanan
Beragam Aset Kripto: Indodax menawarkan lebih dari 400 aset kripto, termasuk token baru seperti Apu Apustaja (APU), Fwog (FWOG), dan Department of Government Efficiency (DOGEGOV) yang dilisting pada November 2024.
Indodax Academy: Platform edukasi yang menyediakan artikel, video, dan tutorial gratis tentang blockchain, Bitcoin, dan strategi perdagangan untuk mendukung pengguna baru (Do Your Own Research/DYOR).
Keamanan: Indodax diawasi oleh BAPPEBTI, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), dan memiliki sertifikasi ISO. Platform ini juga menggunakan autentikasi dua faktor (2FA) dan menyimpan sebagian besar dana di cold wallet.
Transaksi Minimum Rendah: Pengguna dapat memulai transaksi mulai dari Rp10.000, membuatnya accessible bagi pemula.
Proof of Reserve: Indodax diklaim sebagai satu-satunya bursa di Indonesia yang menyediakan laporan proof of reserve detail hingga daftar alamat dompet, dapat dilihat di Arkham atau CoinMarketCap (meskipun data di CMC disebutkan agak ketinggalan zaman oleh pengguna di media sosial).
Kelebihan dan kekurangan Indodax
Kelebihan Indodax
- Likuiditas Tinggi: Volume perdagangan besar membuat slippage rendah, cocok untuk perdagangan skala besar.
- Ramah Pengguna: Antarmuka intuitif dan aplikasi mobile memudahkan pemula.
- Regulasi dan Keamanan: Terdaftar di BAPPEBTI dan memiliki sertifikasi ISO, memberikan kepercayaan tambahan.
- Dukungan Fiat: Mendukung transaksi dengan Rupiah melalui berbagai metode pembayaran.
- Edukasi: Indodax Academy membantu pengguna memahami kripto sebelum berinvestasi.
Kekurangan Indodax
Biaya Relatif Tinggi: Biaya taker 0,3% lebih tinggi dibandingkan kompetitor seperti Binance (0,1%). Biaya penarikan juga dianggap kurang kompetitif.
Metode Penarikan Terbatas: Hanya mendukung transfer bank untuk penarikan IDR, tanpa opsi seperti PayPal, yang menyulitkan pengguna internasional.
Insiden Keamanan: Pada September 2024, Indodax dilaporkan mengalami kebocoran keamanan dengan kerugian signifikan, menimbulkan kekhawatiran tentang keandalan sistem.
Proses Verifikasi: Proses KYC bisa memakan waktu, dan beberapa pengguna mengeluh tentang delisting aset yang dianggap kurang selektif, menyebabkan kerugian.
Regulasi Kripto di Indonesia: Perlindungan hukum bagi pengguna masih terbatas karena regulasi kripto di Indonesia belum sempurna, terutama terkait perlindungan konsumen.
Tantangan dan Kontroversi
Meskipun Indodax memiliki reputasi kuat, insiden keamanan pada 2024 menunjukkan kerentanan platform terpusat terhadap peretasan, sebuah risiko umum pada CEX.
Selain itu, beberapa pengguna di media sosial mengeluh bahwa Indodax kurang selektif dalam melisting aset baru, yang sering kali di-delisting dalam waktu kurang dari setahun, menyebabkan kerugian bagi anggota.
Regulasi kripto di Indonesia yang masih berkembang juga menjadi tantangan, karena belum ada perlindungan hukum spesifik untuk konsumen dan bursa kripto.
Kesimpulan
Indodax adalah platform CEX terkemuka di Indonesia yang menawarkan kemudahan, likuiditas tinggi, dan keamanan terjamin dengan pengawasan BAPPEBTI serta sertifikasi internasional.
Namun, biaya tinggi, metode penarikan terbatas, dan insiden keamanan menjadi catatan penting bagi pengguna.
Platform ini cocok untuk trader pemula hingga profesional di Indonesia, tetapi pengguna harus tetap waspada terhadap risiko yang melekat pada perdagangan kripto dan keterbatasan regulasi lokal.
Sumber Informasi
- Indodax Official Website: About Us and Indodax Academy
- Wikipedia: Indodax (Indonesia Bitcoin and Crypto Exchange)
- BitDegree: Indodax Review 2024
- Traders Union: Indodax Review 2024
- UGM Repository: Legalitas PT. Indodax Nasional Indonesia
- Coinpedia: Indodax Exchange Review
- Posts on X regarding Indodax security incidents and proof of reserve