Apa itu XRP Ledger (XRPL), yang dikembangkan oleh Ripple

XRP Ledger (XRPL) adalah blockchain layer-1 yang dirancang untuk memfasilitasi pembayaran lintas batas secara cepat, efisien, dan hemat biaya. 

Diluncurkan pada Juni 2012 oleh Chris Larsen, Jed McCaleb, dan Arthur Britto, XRPL dikembangkan oleh Ripple (awalnya bernama OpenCoin) untuk menjadi alternatif terhadap sistem keuangan tradisional seperti SWIFT, yang sering kali lambat dan mahal untuk transaksi internasional. 

XRP Ledger (XRPL)
XRP Ledger (XRPL)

XRPL menggunakan XRP sebagai mata uang aslinya, yang berfungsi sebagai "bridge currency" untuk mempermudah konversi antar mata uang fiat dalam pembayaran global. XRPL dikenal dengan kecepatan transaksi tinggi, biaya rendah, dan desain yang berfokus pada skalabilitas dan desentralisasi.

Cara Kerja XRP Ledger

XRPL adalah blockchain publik yang beroperasi dengan mekanisme konsensus unik bernama Ripple Protocol Consensus Algorithm (RPCA), yang berbeda dari Proof of Work (PoW) atau Proof of Stake (PoS). Berikut adalah cara kerja inti XRPL:

Mekanisme Konsensus:

RPCA memungkinkan jaringan untuk mencapai konsensus tanpa memerlukan penambangan (mining) seperti Bitcoin. Validator (node yang memverifikasi transaksi) menggunakan daftar node tepercaya (Unique Node List atau UNL) untuk menyepakati keabsahan transaksi.

Proses konsensus terjadi setiap 3-5 detik, memungkinkan transaksi diselesaikan dengan cepat dan efisien.

Keunggulan: Tidak ada penambangan berarti konsumsi energi rendah (XRPL dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan Bitcoin), dan tidak ada risiko 51% attack seperti pada PoW.

Peran XRP:

XRP adalah token asli XRPL yang digunakan untuk membayar biaya transaksi dan sebagai mata uang jembatan dalam pembayaran lintas batas. Misalnya, jika sebuah bank di AS ingin mengirim USD ke bank di Jepang dalam JPY, XRP dapat digunakan untuk menjembatani konversi USD → XRP → JPY secara instan.

Setiap transaksi di XRPL membakar sejumlah kecil XRP (biasanya 0,00001 XRP per transaksi) untuk mencegah spam, yang membuat total pasokan XRP bersifat deflasi (berkurang seiring waktu).

Fitur Utama XRPL:

Pembayaran Lintas Batas: XRPL dirancang untuk pembayaran internasional, dengan waktu penyelesaian 3-5 detik dan biaya transaksi rata-rata kurang dari $0,0002.

Decentralized Exchange (DEX): XRPL memiliki DEX bawaan yang memungkinkan pengguna untuk memperdagangkan aset langsung di blockchain, termasuk token yang diterbitkan di XRPL (disebut Issued Currencies).

Smart Contract dan Tokenisasi: XRPL mendukung penerbitan token (seperti stablecoin) dan fungsi kontrak pintar sederhana melalui fitur seperti Escrow, Checks, dan Payment Channels.

Skalabilitas: XRPL dapat menangani hingga 1.500 transaksi per detik (TPS), jauh lebih tinggi dibandingkan Bitcoin (7 TPS), meskipun masih lebih rendah dari Solana (65.000 TPS).

Desentralisasi:

Awalnya, XRPL sangat terkait dengan Ripple, yang mengelola sebagian besar validator. Namun, sejak 2018, Ripple telah mendorong desentralisasi dengan mengurangi kontrolnya atas UNL. 

Saat ini, lebih dari 150 validator dijalankan oleh entitas independen seperti universitas, bursa, dan komunitas, meskipun Ripple masih mengoperasikan beberapa validator.

Pada 2025, XRPL dianggap cukup terdesentralisasi, meskipun beberapa kritikus masih mempertanyakan pengaruh Ripple karena perusahaan ini memegang sebagian besar pasokan XRP.

Fitur dan Pengembangan Terbaru

XRPL terus berkembang untuk mendukung berbagai kasus penggunaan di luar pembayaran lintas batas. Beberapa fitur dan pengembangan penting meliputi:

Stablecoin di XRPL: Pada April 2025, Cassie Craddock, Direktur Pelaksana Ripple untuk Inggris dan Eropa, mengonfirmasi peluncuran stablecoin berbasis Euro (EURCV) oleh SocGen Forge di XRPL. Sebelumnya, stablecoin seperti EURS (dari STASIS) telah hadir sejak 2022, dan Ripple meluncurkan RLUSD (stablecoin berbasis USD) pada Desember 2024, yang beroperasi di XRPL dan Ethereum.

Automated Market Maker (AMM): Pada 2024, XRPL memperkenalkan fitur AMM melalui amendemen XLS-30d, memungkinkan penyedia likuiditas untuk membuat pool dan mendapatkan biaya dari perdagangan di DEX XRPL. Ini meningkatkan utilitas XRPL untuk DeFi.

NFT dan Tokenisasi: XRPL mendukung penerbitan NFT melalui standar XLS-20 (diimplementasikan pada 2022) dan tokenisasi aset, seperti sekuritas atau komoditas, yang menarik bagi institusi.

Sidechains dan Interoperabilitas: Ripple sedang mengembangkan sidechains untuk XRPL, seperti EVM Sidechain, yang memungkinkan kompatibilitas dengan Ethereum Virtual Machine (EVM), memperluas fungsionalitas XRPL untuk aplikasi DeFi dan kontrak pintar yang lebih kompleks.

Keunggulan XRPL

XRPL memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya menonjol di antara blockchain lain:

Kecepatan dan Biaya Rendah: Transaksi diselesaikan dalam 3-5 detik dengan biaya yang sangat rendah, menjadikannya ideal untuk pembayaran lintas batas dan mikropembayaran.

Efisiensi Energi: Berbeda dengan Bitcoin, XRPL tidak menggunakan penambangan, sehingga konsumsi energinya minimal. Ripple mengklaim XRPL telah karbon netral sejak 2020.

Desain untuk Institusi: XRPL dirancang dengan fokus pada kebutuhan institusi keuangan, seperti bank dan penyedia pembayaran, dengan fitur seperti kepatuhan terhadap regulasi dan solusi penyimpanan (custody) melalui akuisisi Metaco oleh Ripple pada 2023.

Stabilitas: XRPL telah beroperasi tanpa downtime signifikan selama lebih dari 12 tahun, menunjukkan keandalan jaringan.

Tantangan dan Kritik

Meskipun memiliki banyak keunggulan, XRPL juga menghadapi tantangan:

Sentralisasi: Meskipun lebih terdesentralisasi dibandingkan awal, Ripple masih memegang sekitar 40% dari total pasokan XRP (sekitar 40 miliar XRP pada 2025, dengan sebagian besar di escrow), yang memicu kritik tentang potensi pengaruh Ripple atas jaringan.

Adopsi Terbatas: Meskipun XRPL digunakan oleh lebih dari 1.000 perusahaan di seluruh dunia, adopsi institusional masih terbatas dibandingkan dengan blockchain seperti Ethereum atau Solana, yang memiliki ekosistem DeFi dan NFT yang lebih besar.

Kompetisi: XRPL bersaing dengan blockchain lain seperti Stellar (juga fokus pada pembayaran lintas batas), Ethereum, dan Solana, yang menawarkan skalabilitas lebih tinggi atau ekosistem aplikasi yang lebih luas.

Kasus Hukum: Ripple menghadapi gugatan dari SEC AS sejak Desember 2020, yang menuduh penjualan XRP sebagai sekuritas yang tidak terdaftar. Meskipun Ripple memenangkan sebagian gugatan pada Juli 2023 ( hakim memutuskan bahwa penjualan XRP di bursa tidak melanggar hukum sekuritas), kasus ini masih memengaruhi persepsi investor dan adopsi.

Kasus Penggunaan

XRPL telah digunakan dalam berbagai kasus penggunaan, terutama oleh institusi keuangan:

Pembayaran Lintas Batas: Perusahaan seperti SBI Remit (Jepang) dan Tranglo (Asia Tenggara) menggunakan XRPL untuk remitansi internasional, dengan transaksi senilai lebih dari $30 miliar hingga 2025.

Stablecoin: Selain EURCV dan RLUSD, XRPL juga mendukung stablecoin seperti EURS dan proyek tokenisasi lainnya, menarik minat bank seperti SocGen Forge.

DeFi dan NFT: Dengan fitur AMM dan NFT, XRPL mulai menarik pengembang DeFi dan kreator NFT, meskipun ekosistem ini masih lebih kecil dibandingkan Ethereum atau Solana.

CBDC: Bank sentral di negara seperti Palau dan Bhutan telah menguji mata uang digital bank sentral (CBDC) di XRPL, memanfaatkan kecepatan dan efisiensi jaringan.

Tokenomics XRP

Total Pasokan: XRP memiliki pasokan maksimum 100 miliar token, yang semuanya diciptakan pada saat peluncuran (tidak ada penambangan baru).

Pasokan yang Beredar: Pada April 2025, sekitar 56 miliar XRP beredar, dengan sisanya (sekitar 44 miliar) dipegang oleh Ripple, sebagian besar di escrow dengan jadwal pelepasan bulanan (1 miliar XRP dilepas setiap bulan, dengan sebagian besar dikembalikan ke escrow jika tidak terjual).

Deflasi: Setiap transaksi membakar sejumlah kecil XRP, yang berarti pasokan total akan terus berkurang seiring waktu. Hingga 2025, lebih dari 12 juta XRP telah dibakar sejak XRPL diluncurkan.

Kapitalisasi Pasar: Dengan harga XRP sekitar $0,60 pada April 2025, kapitalisasi pasar XRP berada di kisaran $33 miliar, menjadikannya salah satu kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar.

Masa Depan XRP Ledger

XRPL memiliki potensi besar untuk menjadi tulang punggung pembayaran global, terutama dengan dukungan stablecoin seperti EURCV dan RLUSD, serta fitur baru seperti AMM dan NFT. Namun, keberhasilannya akan bergantung pada beberapa faktor:

Adopsi Institusional: Regulasi seperti MiCA di Eropa dapat mendorong lebih banyak bank untuk menggunakan XRPL, terutama untuk stablecoin dan CBDC.

Ekosistem DeFi: XRPL perlu memperluas ekosistem DeFi dan NFT untuk bersaing dengan blockchain seperti Ethereum dan Solana.

Desentralisasi: Upaya Ripple untuk terus mendesentralisasi jaringan akan penting untuk mendapatkan kepercayaan komunitas kripto yang lebih luas.

Resolusi Hukum: Penyelesaian akhir kasus SEC akan memberikan kejelasan lebih besar bagi investor dan mitra Ripple, yang dapat mendorong adopsi lebih lanjut.

Secara keseluruhan, XRPL tetap menjadi salah satu blockchain yang paling efisien untuk pembayaran lintas batas, dan dengan pengembangan terbaru seperti stablecoin berbasis Euro, posisinya di pasar aset digital semakin kuat.

Sumber Informasi:

  • Ripple Official Website: https://ripple.com/xrp-ledger
  • XRPL Official Documentation: https://xrpl.org
  • The Crypto Basic: "Ripple Europe MD Confirms EURO Stablecoin on XRP Ledger"
  • Ledger Insights: "SocGen FORGE to launch its EURCV stablecoin on XRP Ledger. Why?"
  • CoinDesk: "What Is the XRP Ledger?"
  • Investopedia: "How the XRP Ledger Works"
  • Blockchain.com: "XRP Ledger: A Deep Dive"
  • Ripple Insights: "The Future of Payments with XRP Ledger"

caritau.info
caritau.info Caritau.info memberikan informasi seputar dunia cryptocurrency dan pasar forex yang diambil dari berbagai sumber media yang kredibel dari dalam dan luar negeri