Michael Saylor, sebagai salah satu pendukung Bitcoin yang paling terkenal, sering membandingkan Bitcoin dengan mata uang fiat untuk menyoroti keunggulan Bitcoin sebagai aset dan bentuk uang.
Pandangannya berfokus pada sifat fundamental Bitcoin sebagai aset terdesentralisasi dan terbatas, kontras dengan mata uang fiat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan bank sentral.
![]() |
Perbedaan bitcoin dan uang fiat usd,eur dan yuan |
Berikut adalah analisis mendalam tentang perbedaan Bitcoin dan mata uang fiat menurut perspektif Saylor, berdasarkan pernyataannya dalam wawancara, podcast, dan unggahan publik:
1. Pasokan Terbatas vs. Pasokan Tak Terbatas
Michael Saylor explains how #Bitcoin is the only form of clean money we have.
— Documenting Saylor (@saylordocs) April 13, 2025
“0.1% of the economy has clean money and 99.9% of the economy runs on dirty toxic assets.” pic.twitter.com/IlZ4ljyJDv
Bitcoin:
Saylor menekankan bahwa Bitcoin memiliki pasokan maksimum 21 juta koin, yang ditentukan oleh kode protokolnya. Ini membuat Bitcoin menjadi aset yang langka, mirip dengan emas digital. Menurutnya, kelangkaan ini melindungi nilai Bitcoin dari devaluasi jangka panjang.
Ia sering menyebut Bitcoin sebagai "aset keras" karena tidak dapat dimanipulasi oleh pihak mana pun, termasuk pemerintah atau bank sentral. Setiap 4 tahun, proses halving mengurangi laju penciptaan Bitcoin baru, memperkuat sifat deflasionernya.
Contoh pernyataan Saylor:
“Bitcoin adalah properti yang sempurna karena tidak ada yang bisa mencetak lebih banyak darinya.”
Mata Uang Fiat:
Sebaliknya, mata uang fiat seperti dolar AS, euro, atau yuan Tiongkok tidak memiliki batas pasokan. Bank sentral dapat mencetak uang dalam jumlah tak terbatas melalui kebijakan moneter seperti pelonggaran kuantitatif (quantitative easing).
Saylor mengkritik ini sebagai "inflasi tersembunyi" yang menggerus daya beli masyarakat. Ia berpendapat bahwa pencetakan uang yang berlebihan, seperti yang terjadi selama krisis keuangan 2008 atau pandemi COVID-19, adalah bentuk "pencurian nilai" dari tabungan individu.
Menurutnya, fiat adalah "aset lunak" yang terus kehilangan nilai karena inflasi, dengan rata-rata inflasi tahunan dolar AS sekitar 2-3% (atau lebih tinggi dalam beberapa periode).
Implikasi: Saylor melihat Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi, sementara fiat rentan terhadap kehilangan nilai karena kebijakan moneter ekspansif.
Ia sering menggunakan analogi bahwa menyimpan uang dalam fiat sama seperti "memegang es yang meleleh."
2. Desentralisasi vs. Kontrol Sentral
Bitcoin:
Bitcoin beroperasi pada jaringan blockchain yang terdesentralisasi, tanpa otoritas pusat seperti bank atau pemerintah. Saylor memuji ini sebagai "kebebasan finansial," memungkinkan individu untuk memiliki kendali penuh atas aset mereka tanpa perantara.
Transaksi Bitcoin divalidasi oleh penambang di seluruh dunia, dan aturannya ditegakkan melalui konsensus jaringan. Ini membuat Bitcoin tahan terhadap sensor atau penyitaan, selama pengguna menjaga kunci pribadi mereka.
Saylor berpendapat bahwa desentralisasi ini menjadikan Bitcoin "sistem moneter paling adil" karena tidak ada pihak yang bisa memanipulasi aturan demi kepentingan tertentu.
Mata Uang Fiat:
Fiat sepenuhnya dikendalikan oleh pemerintah dan bank sentral. Saylor menyebut ini sebagai "sistem yang cacat" karena memungkinkan manipulasi nilai uang untuk kepentingan politik atau ekonomi jangka pendek, seperti menutupi defisit anggaran atau menyelamatkan bank.
Ia menyoroti bagaimana pemerintah dapat membekukan rekening, menyita aset, atau menerapkan kontrol modal (seperti yang dilakukan Tiongkok dalam beberapa kasus). Ini menurutnya merusak kebebasan individu dan keamanan finansial.
Contoh: Saylor pernah menyebut dolar AS sebagai "monopoli pemerintah" yang memaksa orang untuk mempercayai sistem yang rentan terhadap penyalahgunaan.
Implikasi: Desentralisasi Bitcoin memberikan otonomi kepada pengguna, sementara fiat bergantung pada kepercayaan terhadap institusi yang sering kali memiliki konflik kepentingan. Saylor melihat ini sebagai perbedaan filosofis: Bitcoin adalah "kebenaran," sementara fiat adalah "kebohongan yang diterima."
3. Uang Bersih vs. Aset Beracun
Bitcoin:
Saylor menyebut Bitcoin sebagai "uang bersih" karena tidak terkait dengan utang, derivatif, atau kewajiban finansial lainnya. Nilainya murni berasal dari kelangkaan dan permintaan pasar, bukan janji pihak ketiga.
Ia berpendapat bahwa Bitcoin adalah bentuk uang yang ideal untuk era digital karena portabel, dapat dibagi, dan tahan lama, memenuhi semua kriteria uang klasik dengan lebih baik daripada emas atau fiat.
Dalam pandangannya, Bitcoin adalah "teknologi moneter terbaik" yang pernah diciptakan, menawarkan transparansi melalui blockchain publik dan keamanan melalui kriptografi.
Mata Uang Fiat:
Saylor menggambarkan fiat sebagai "aset beracun" karena terkait erat dengan sistem utang global. Menurutnya, sebagian besar mata uang fiat didukung oleh obligasi pemerintah atau instrumen keuangan yang pada dasarnya adalah janji yang bisa gagal.
Ia menyoroti bahwa sistem fiat menciptakan gelembung ekonomi, seperti krisis perumahan 2008, karena mendorong pinjaman berlebihan dan spekulasi. Fiat juga kehilangan nilai seiring waktu, Saylor sering menyebutkan bahwa dolar AS telah kehilangan lebih dari 90% daya belinya sejak 1971, ketika standar emas ditinggalkan.
Contoh pernyataan:
“Fiat adalah energi kotor yang mencemari ekonomi, sementara Bitcoin adalah energi bersih yang memurnikan.”
Implikasi: Bitcoin, menurut Saylor, adalah aset yang murni dan mandiri, sementara fiat terjebak dalam jaringan utang dan risiko sistemik. Ia percaya bahwa Bitcoin akhirnya akan menggantikan sebagian besar aset tradisional sebagai penyimpan nilai utama.
4. Portabilitas dan Akses Global
Bitcoin:
Saylor menekankan bahwa Bitcoin dapat ditransfer secara instan ke mana saja di dunia dengan biaya rendah, selama ada akses internet. Ini menjadikannya alat yang ideal untuk perdagangan global dan penyimpanan kekayaan lintas batas.
Ia juga memuji Bitcoin karena inklusivitasnya: siapa pun dengan ponsel dan dompet digital dapat memiliki Bitcoin, tanpa memerlukan izin dari bank atau pemerintah.
Mata Uang Fiat:
Fiat terikat pada sistem perbankan yang lambat dan mahal untuk transaksi internasional. Saylor mengkritik biaya tinggi transfer lintas negara (seperti melalui SWIFT) dan batasan seperti sanksi yang membatasi akses ke mata uang tertentu.
Ia juga menunjukkan bahwa fiat tidak merata dalam aksesnya: miliaran orang yang tidak memiliki rekening bank (unbanked) kesulitan mengakses sistem keuangan fiat, sementara Bitcoin menawarkan solusi langsung.
Implikasi: Bitcoin memungkinkan kebebasan finansial global, sedangkan fiat sering kali terhambat oleh birokrasi dan eksklusi. Saylor melihat ini sebagai alasan mengapa Bitcoin akan mendominasi di masa depan.
5. Nilai Filosofis dan Visi Jangka Panjang
Bitcoin:
Bagi Saylor, Bitcoin bukan sekadar aset, tetapi revolusi filosofis. Ia melihatnya sebagai "kebenaran matematis" yang membebaskan individu dari ketergantungan pada sistem yang korup atau tidak efisien.
Ia memprediksi bahwa Bitcoin akan menjadi cadangan nilai global, menggantikan emas dan bahkan sebagian besar obligasi pemerintah. Strategi MicroStrategy untuk mengakumulasi Bitcoin (memiliki lebih dari 200.000 BTC pada 2024) adalah bukti keyakinannya bahwa Bitcoin adalah masa depan keuangan.
Mata Uang Fiat:
Saylor memandang fiat sebagai sistem yang ketinggalan zaman, dirancang untuk era industri, bukan era digital. Ia berpendapat bahwa fiat tidak mampu menahan disrupsi teknologi dan akan terus kehilangan relevansi seiring adopsi Bitcoin meningkat.
Ia juga mengkritik fiat karena mendorong konsumsi berlebihan dan menghukum tabungan, sementara Bitcoin mendorong disiplin finansial melalui kelangkaannya.
Implikasi: Saylor melihat Bitcoin sebagai puncak evolusi uang, sedangkan fiat adalah relik yang akan ditinggalkan. Pandangannya hampir utopik, dengan Bitcoin sebagai fondasi untuk ekonomi yang lebih adil dan transparan.
Kritik terhadap Pandangan Saylor
Meskipun Saylor memiliki argumen yang kuat, pandangannya tidak luput dari kritik:
- Volatilitas Bitcoin: Nilai Bitcoin sangat fluktuatif, yang bertentangan dengan fungsi uang sebagai penyimpan nilai yang stabil. Fiat, meskipun terdepresiasi, menawarkan stabilitas jangka pendek.
- Adopsi Terbatas: Bitcoin belum diterima secara luas sebagai alat pembayaran, sedangkan fiat tetap menjadi tulang punggung ekonomi global.
- Risiko Regulasi: Pemerintah, seperti Tiongkok, dapat membatasi penggunaan Bitcoin, mengurangi potensinya sebagai "uang bersih."
- Bias Investasi: Sebagai pemilik Bitcoin dalam jumlah besar, Saylor memiliki kepentingan pribadi dalam mempromosikan narasinya, yang mungkin melebih-lebihkan kelemahan fiat.
Kesimpulan
Menurut Michael Saylor, Bitcoin adalah bentuk uang yang superior karena kelangkaan, desentralisasi, dan kemurniannya sebagai aset, sedangkan mata uang fiat adalah sistem yang cacat, terkait dengan utang, inflasi, dan kontrol sentral.
Ia memandang Bitcoin sebagai revolusi moneter yang akan menggantikan fiat dalam jangka panjang, menawarkan kebebasan dan keadilan finansial.
Namun, pandangannya yang optimis tentang Bitcoin harus diseimbangkan dengan realitas praktis, seperti volatilitas dan hambatan regulasi, terutama di negara seperti Tiongkok yang menolak model terdesentralisasi.