Jerome Powell, Ketua Federal Reserve (FED), telah memberikan berbagai pernyataan terkait krisis keuangan global, terutama dalam konteks peran bank sentral AS dalam menjaga stabilitas ekonomi domestik dan global.
![]() |
Jerome Powell, Ketua Federal Reserve (FED) |
Berdasarkan informasi yang tersedia hingga tanggal saat ini, 8 April 2025, berikut adalah penjelasan rinci tentang apa yang telah dikatakan Powell mengenai respons terhadap krisis keuangan global, dengan fokus pada konteks terbaru dan historis:
🚨BREAKING🚨
— Quinten | 048.eth (@QuintenFrancois) April 7, 2025
FED Chairman, Jerome Powell, responds to the global financial crisis
pic.twitter.com/508S4Xr7EE
Ketidakpastian Ekonomi dan Kebijakan Moneter yang Hati-Hati
Powell sering menekankan bahwa dalam menghadapi krisis atau ketidakpastian ekonomi global, FED akan mengambil pendekatan yang hati-hati dan berbasis pada data.
Misalnya, pada April 2025, ia menyatakan bahwa tarif baru yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump (yang dianggap dapat memengaruhi ekonomi global) menciptakan "prospek yang sangat tidak pasti" dengan risiko inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang lebih lambat.
Powell mengatakan, "Kami berada dalam posisi yang baik untuk menunggu kejelasan lebih lanjut sebelum mempertimbangkan penyesuaian apa pun pada sikap kebijakan kami."
Ini menunjukkan bahwa ia tidak ingin terburu-buru mengubah suku bunga tanpa memahami dampak penuh dari kebijakan perdagangan global tersebut.
Tarif dan Dampaknya pada Inflasi serta Pertumbuhan
Dalam pidatonya di Arlington, Virginia, pada 4 April 2025, Powell secara eksplisit menyebutkan bahwa tarif yang "lebih besar dari perkiraan" kemungkinan akan meningkatkan inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Ia mengakui bahwa dampak ini bisa bersifat sementara, tetapi juga memperingatkan bahwa efeknya bisa lebih persisten jika ekspektasi inflasi jangka panjang tidak tetap terjaga.
Powell menegaskan bahwa FED akan memantau situasi ini dengan cermat sebelum menentukan langkah kebijakan moneter yang tepat, menunjukkan pendekatan yang reaktif namun penuh pertimbangan terhadap gangguan ekonomi global.
Fokus pada Mandat Ganda FED
Powell konsisten menyatakan bahwa FED tetap fokus pada mandat gandanya, yaitu menjaga stabilitas harga (target inflasi 2%) dan mendukung lapangan kerja maksimum, bahkan di tengah krisis global.
Dalam berbagai kesempatan, termasuk pidato pada 5 April 2025, ia menyebutkan bahwa ketidakpastian global, seperti perang dagang atau gangguan pasar finansial, meningkatkan risiko terhadap kedua tujuan ini. Ia berkata,
"Kami menghadapi prospek yang sangat tidak pasti dengan risiko yang meningkat baik terhadap pengangguran yang lebih tinggi maupun inflasi yang lebih tinggi," yang mengindikasikan bahwa ia melihat krisis global sebagai tantangan kompleks yang membutuhkan keseimbangan dalam respons kebijakan.
Pengalaman dari Krisis Sebelumnya
Powell juga kerap merujuk pada pelajaran dari krisis keuangan global sebelumnya, seperti krisis 2008 dan pandemi COVID-19. Dalam konteks pandemi, ia pernah menyatakan pada 2020 bahwa FED akan menggunakan kekuatannya "secara belum pernah terjadi sebelumnya" untuk menstabilkan sistem keuangan dan mencegah depresi ekonomi.
Tindakan ini termasuk pembelian besar-besaran sekuritas pemerintah AS dan pinjaman untuk mendukung rumah tangga, bisnis, dan pemerintah daerah.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa Powell cenderung mengambil langkah agresif jika krisis global mengancam stabilitas finansial, meskipun dalam situasi 2025 ia tampak lebih memilih menunggu data tambahan sebelum bertindak.
Ancaman Siber sebagai Risiko Utama
Dalam wawancara pada 2021, Powell menyebut serangan siber sebagai ancaman utama bagi sistem keuangan global, bahkan melebihi risiko likuiditas yang memicu krisis 2008.
Ia mengatakan, "Risiko yang paling kami perhatikan saat ini adalah risiko siber," dan menyoroti skenario di mana serangan terhadap prosesor pembayaran besar bisa melumpuhkan sistem keuangan. Pernyataan ini relevan dalam konteks krisis global modern, di mana ketergantungan pada teknologi meningkatkan kerentanan terhadap gangguan non-ekonomi yang dapat memperburuk situasi finansial.
Sikap terhadap Pasar Finansial
Powell juga menunjukkan bahwa ia tidak akan langsung bertindak untuk menyelamatkan pasar saham yang jatuh (konsep "Fed put") kecuali ada ancaman nyata terhadap stabilitas ekonomi yang lebih luas.
Pada 4 April 2025, meskipun pasar saham global mengalami penurunan signifikan setelah pengumuman tarif Trump, Powell menyatakan bahwa ini bukan saatnya untuk "bergegas" menurunkan suku bunga.
Ia lebih memilih untuk "menunggu dan melihat" bagaimana situasi berkembang, menegaskan bahwa FED tidak akan bereaksi berlebihan terhadap volatilitas pasar jangka pendek tanpa bukti dampak ekonomi yang lebih dalam.
Secara keseluruhan, respons Powell terhadap krisis keuangan global ditandai oleh pendekatan yang hati-hati, berbasis data, dan fokus pada stabilitas jangka panjang.
Ia mengakui kompleksitas faktor global seperti tarif perdagangan, ancaman siber, dan ketidakpastian ekonomi, sambil tetap berkomitmen pada mandat FED.
Dalam situasi terkini pada 2025, ia tampaknya lebih memilih untuk memantau dan mengevaluasi sebelum mengambil tindakan besar, berbeda dengan respons cepat dan agresif yang ia terapkan selama pandemi.
Pendekatan ini mencerminkan keseimbangan antara kewaspadaan terhadap risiko global dan kehati-hatian agar tidak memperburuk ketidakstabilan dengan kebijakan yang tergesa-gesa.