Antonio Juliano adalah pendiri dYdX, sebuah platform pertukaran terdesentralisasi (decentralized exchange/DEX) yang berfokus pada perdagangan derivatif kripto, terutama kontrak perpetual futures.
Ia dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam ekosistem keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan telah memberikan kontribusi signifikan dalam dunia blockchain dan kripto.
![]() |
Antonio Juliano , pendiri dYdX |
Berikut adalah biodata mendalam tentang Antonio Juliano, meliputi latar belakang pendidikan, karier, dan perjalanan kepemimpinannya di dYdX.
1. Latar Belakang Pribadi dan Pendidikan
Antonio Juliano lahir di Amerika Serikat, meskipun tanggal lahir pastinya tidak banyak diungkap secara publik. Ia menunjukkan ketertarikan awal pada teknologi dan pemrograman sejak usia muda.
Juliano menyelesaikan pendidikan menengahnya di Sewickley Academy (1999–2011), sebuah sekolah swasta di Pennsylvania.
Selama di sana, ia aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti Chamber Choir, Varsity Lacrosse, Soccer, Programming Team, dan Math Team, yang menunjukkan kombinasi minatnya pada seni, olahraga, dan teknologi.
Untuk pendidikan tinggi, Juliano melanjutkan studinya di Princeton University, salah satu universitas ternama di Amerika Serikat, dari 2011 hingga 2015.
Ia meraih gelar Bachelor of Science in Engineering (BSE) dengan jurusan Computer Science (Ilmu Komputer).
Di Princeton, ia juga terlibat dalam berbagai aktivitas seperti Glee Club, Club Lacrosse, Colonial Club, dan Opera Company, yang menunjukkan bahwa ia memiliki kepribadian yang seimbang antara akademik dan sosial.
Pengalaman akademiknya di Princeton, khususnya di bidang ilmu komputer, menjadi fondasi kuat untuk karier teknologi dan kewirausahaannya di masa depan.
2. Awal Karier dan Pengalaman Profesional
Sebelum mendirikan dYdX, Juliano memiliki pengalaman kerja di beberapa perusahaan teknologi ternama, yang membentuk keahlian dan visinya dalam dunia teknologi dan kripto:
MongoDB (2014): Juliano memulai karier profesionalnya sebagai Software Engineering Intern di MongoDB, sebuah perusahaan teknologi yang berfokus pada pengembangan database.
Ia bekerja di tim Kernel Storage, berkontribusi pada pengembangan database MongoDB. Pengalaman ini memberinya pemahaman mendalam tentang sistem backend dan penyimpanan data, yang kemudian berguna dalam membangun infrastruktur teknologi untuk dYdX.
Coinbase (2015–2016): Setelah lulus dari Princeton, Juliano bergabung dengan Coinbase, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, sebagai Software Engineer.
Di sini, ia terlibat dalam peluncuran layanan Coinbase di Kanada dan Singapura serta memimpin proyek microservice perbankan. Pengalaman di Coinbase menjadi titik balik bagi Juliano, karena ia pertama kali terpapar pada ekosistem kripto secara mendalam.
Ia menggambarkan suasana di Coinbase saat itu penuh dengan kegembiraan tentang potensi kripto, yang akhirnya menginspirasinya untuk terjun lebih jauh ke dunia blockchain.
Uber (2016): Juliano kemudian pindah ke Uber, bekerja sebagai Software Engineer di Money Team. Ia bertanggung jawab untuk mengimplementasikan microservices pembayaran baru, yang memperkuat keahliannya dalam membangun sistem teknologi yang skalabel dan efisien.
Meskipun hanya sebentar di Uber, pengalaman ini menambah wawasannya tentang teknologi keuangan (fintech) dan pengelolaan transaksi berskala besar.
3. Pendiri dYdX dan Perjalanan Kewirausahaan
Setelah mengumpulkan pengalaman di Coinbase dan Uber, Juliano memutuskan untuk memulai perjalanan kewirausahaannya dengan fokus pada blockchain dan DeFi:
Weipoint (2017): Sebelum dYdX, Juliano mendirikan Weipoint, sebuah mesin pencari untuk web terdesentralisasi yang memungkinkan pengguna berinteraksi dengan kontrak pintar (smart contracts) di Ethereum.
Meskipun proyek ini tidak berkembang besar, Weipoint menjadi langkah awal Juliano untuk bereksperimen dengan teknologi blockchain dan kontrak pintar.
dYdX (2017–Sekarang): Pada tahun 2017, Juliano mendirikan dYdX, sebuah platform pertukaran terdesentralisasi yang awalnya beroperasi di Ethereum.
dYdX dirancang untuk menyediakan perdagangan derivatif kripto, seperti margin trading dan perpetual futures, dengan fokus pada trader profesional.
Di bawah kepemimpinannya, dYdX berkembang menjadi salah satu DEX terbesar berdasarkan volume perdagangan, bahkan sempat melampaui Coinbase dalam volume harian pada tahun 2021.
Pada 2021, dYdX dilaporkan mencatatkan pendapatan $75 juta dalam sembilan bulan pertama, dengan proyeksi $125 juta untuk setahun penuh dan laba bersih $80 juta.
Juliano memimpin dYdX melalui berbagai inovasi, termasuk:
Layer-2 dengan StarkEx (2021): Untuk mengatasi biaya gas tinggi di Ethereum, dYdX bermigrasi ke solusi layer-2 menggunakan teknologi StarkWare (StarkEx), yang meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya perdagangan.
dYdX Chain (2023): Pada 2023, dYdX meluncurkan blockchain layer-1 sendiri berbasis Cosmos SDK, memberikan platform ini kontrol penuh atas infrastrukturnya dan meningkatkan skalabilitas hingga ribuan transaksi per detik.
4. Peran dan Transisi Kepemimpinan di dYdX
Kepemimpinan Juliano di dYdX tidak selalu berjalan mulus, dan ia telah melalui beberapa transisi penting:
CEO dYdX (2017–Mei 2024): Selama tujuh tahun, Juliano menjabat sebagai CEO dYdX Trading Inc., perusahaan utama di balik pengembangan platform dYdX.
Di bawah kepemimpinannya, dYdX menjadi salah satu DEX terdepan dalam perdagangan derivatif, didukung oleh investor besar seperti Andreessen Horowitz (a16z), Three Arrows Capital, dan DeFiance Capital.
Mundur sebagai CEO (Mei 2024): Pada 13 Mei 2024, Juliano mengumumkan pengunduran dirinya sebagai CEO dan beralih menjadi Chairman dan President dYdX Trading Inc.
Ia menyatakan bahwa ia merasa "profoundly satisfied" dengan pencapaiannya dan ingin memberikan kesempatan kepada pemimpin lain untuk mengambil alih. Posisi CEO kemudian diisi oleh Ivo Crnkovic-Rubsamen, mantan kepala strategi dYdX dan seorang trader berpengalaman.
Kembali sebagai CEO (Oktober 2024): Hanya lima bulan setelah mundur, pada 10 Oktober 2024, Juliano mengumumkan kembalinya sebagai CEO dYdX Trading. Dalam sebuah blog resmi, ia menyebutkan bahwa dYdX menghadapi persaingan ketat dan lingkungan pasar yang sulit, sehingga membutuhkan revitalisasi.
Juliano merasa bahwa sebagai pendiri, ia memiliki "moral authority" dan perspektif unik untuk membawa perubahan besar yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain.
Ia kembali dengan semangat baru, menyebut pendekatan ini sebagai "founder mode", di mana ia akan mengelola perusahaan secara langsung.
5. Peran dan Kontribusi Lain
Selain dYdX, Juliano juga memiliki peran lain dalam ekosistem kripto:
Advisor di Magic Eden (2021–Sekarang): Juliano menjadi penasihat di Magic Eden, sebuah platform NFT yang fokus pada pengembangan marketplace untuk aset digital berbasis Bitcoin, seperti Ordinals.
Penghargaan dan Pengakuan:
Pada 2021, Juliano masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 di kategori Finance, mengakui kesuksesannya dalam membangun dYdX menjadi platform perdagangan derivatif terdesentralisasi terkemuka.
Ia juga masuk dalam Cointelegraph Top 100 People in Crypto and Blockchain pada 2022.
Pada Desember 2021, Juliano diakui sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam kripto oleh CoinDesk, berkat peran dYdX dalam mengadopsi solusi layer-2 dan pertumbuhan pesat platform tersebut.
6. Tantangan dan Kontroversi
Juliano juga menghadapi beberapa tantangan selama memimpin dYdX:
Serangan Terarah (November 2023): Pada 17 November 2023, dYdX mengalami apa yang disebut Juliano sebagai "targeted attack" yang menyebabkan likuidasi posisi senilai hampir $38 juta di pasar YFI (Yearn.Finance).
Serangan ini diduga melibatkan manipulasi pasar, menyebabkan penurunan harga YFI sebesar 43%. dYdX menggunakan $9 juta dari dana asuransi v3 untuk menutup kerugian pengguna, dan Juliano memastikan bahwa dana pengguna tetap aman.
Insiden ini memicu spekulasi tentang kemungkinan skema exit scam di pasar YFI, meskipun tidak ada bukti konklusif.
Persaingan dan Penurunan Harga Token DYDX: Pada 2024, dYdX menghadapi persaingan ketat dan penurunan pasar.
Harga token DYDX anjlok lebih dari 70% dari $3 ke 90 sen, meskipun pasar kripto secara keseluruhan mengalami kenaikan (misalnya, Bitcoin naik 37,5% sepanjang tahun). Hal ini menjadi salah satu alasan Juliano kembali sebagai CEO untuk "merevitalisasi" perusahaan.
7. Filosofi dan Visi
Juliano memiliki pandangan yang kuat tentang masa depan DeFi dan peran dYdX di dalamnya:
Ia percaya bahwa platform DeFi harus menjadi sepenuhnya terdesentralisasi dalam jangka panjang, meskipun ia mengakui bahwa pendekatan hibrida (kombinasi elemen terpusat dan terdesentralisasi) seperti yang digunakan dYdX v3 membantu dalam menemukan product-market fit dan iterasi cepat.
Juliano juga menekankan pentingnya skalabilitas tinggi untuk DEX, terutama untuk perdagangan derivatif berbasis order book, yang menjadi alasan utama dYdX bermigrasi ke Cosmos dan membangun dYdX Chain.
Dalam wawancara, ia sering menyebutkan bahwa visi dYdX adalah untuk melayani trader institusional dan pengguna tingkat lanjut, bukan hanya pengguna ritel, yang membedakan dYdX dari banyak DEX lain seperti Uniswap yang menggunakan Automated Market Maker (AMM).
8. Kehidupan Pribadi dan Motivasi
Dalam blognya pada 2024, Juliano berbagi refleksi pribadi tentang perjalanan kepemimpinannya. Ia mengakui bahwa selama lima tahun pertama di dYdX, motivasinya didorong oleh pencapaian (achievement).
Namun, setelah merasa puas dengan pencapaian tersebut, motivasinya beralih menjadi koneksi (connection) dengan timnya.
Ia kemudian mengambil jeda untuk mencari "kebebasan sejati" dan menemukan tujuan yang lebih otentik untuk kembali memimpin dYdX. Juliano juga menyebutkan bahwa sebagai pendiri, ia merasa perusahaan adalah bagian dari dirinya yang tidak bisa benar-benar ditinggalkan, sebuah kesadaran yang membawanya pada kedamaian batin.
Dengan pendidikan dari Princeton, pengalaman di industri teknologi, dan visi untuk masa depan DeFi, Juliano adalah salah satu tokoh yang patut diperhatikan dalam ekosistem kripto global.