BlackRock adalah salah satu perusahaan manajemen aset terbesar di dunia, yang berbasis di New York City, Amerika Serikat.
Didirikan pada tahun 1988 oleh Larry Fink, Robert S. Kapito, dan beberapa mitra lainnya, BlackRock awalnya berfokus pada manajemen risiko dan investasi obligasi.
![]() |
BlackRock Profile |
Namun, seiring waktu, perusahaan ini berkembang menjadi raksasa global yang mengelola berbagai jenis aset, termasuk saham, obligasi, real estate, dan aset alternatif seperti cryptocurrency.
Skala dan Pengaruh BlackRock
Hingga April 2025, BlackRock mengelola aset senilai lebih dari $10 triliun (berdasarkan laporan terakhir pada akhir 2024, yang menunjukkan AUM sebesar $10,5 triliun, dan tren pertumbuhan yang konsisten).
Angka ini menjadikan BlackRock sebagai manajer aset terbesar di dunia, mengungguli pesaing seperti Vanguard dan State Street. Perusahaan ini melayani berbagai klien, termasuk:
- Investor institusional: Dana pensiun, yayasan, dan pemerintah.
- Investor ritel: Melalui produk seperti reksa dana dan ETF (exchange-traded funds).
- Perusahaan dan individu beraset tinggi: Untuk kebutuhan manajemen kekayaan.
BlackRock memiliki kehadiran global dengan operasi di lebih dari 30 negara dan klien di lebih dari 100 negara.
Salah satu alasan kesuksesan BlackRock adalah teknologi manajemen risiko canggih mereka, Aladdin (Asset, Liability, and Debt and Derivative Investment Network), yang digunakan untuk menganalisis dan mengelola portofolio investasi dengan efisiensi tinggi.
Peran di Pasar Keuangan
BlackRock dikenal sebagai pemimpin dalam ETF melalui merek iShares, yang menyediakan berbagai produk investasi berbiaya rendah.
Salah satu produk unggulan mereka adalah iShares Bitcoin Trust (IBIT), yang telah menjadi ETF Bitcoin spot terbesar di dunia, dengan aset under management (AUM) mencapai $45 miliar per Maret 2025.
BlackRock juga memiliki pengaruh besar di pasar saham, sering kali menjadi pemegang saham signifikan di banyak perusahaan besar seperti Apple, Microsoft, dan Amazon, yang memberikan mereka suara penting dalam tata kelola perusahaan (corporate governance).
Keterlibatan di Pasar Kripto
BlackRock mulai masuk ke pasar kripto secara serius pada tahun 2022, ketika mereka meluncurkan produk ETF yang terkait dengan aset digital. Pada 2024, BlackRock menjadi salah satu pelopor dalam ETF Bitcoin spot setelah persetujuan SEC (Securities and Exchange Commission) AS.
Langkah ini dianggap sebagai titik balik bagi adopsi institusional kripto, karena membawa legitimasi dan aksesibilitas yang lebih besar bagi investor tradisional.
Hingga April 2025, BlackRock telah mengakumulasi Bitcoin senilai lebih dari $50 miliar untuk portofolio kripto mereka, termasuk pembelian terbaru sebesar $13 juta dalam satu hari, sebagaimana disebutkan dalam berita sebelumnya.
CEO BlackRock, Larry Fink, awalnya skeptis terhadap Bitcoin, tetapi sikapnya berubah drastis dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2023, Fink menyebut Bitcoin sebagai "perlindungan terhadap inflasi" dan "aset internasional" yang dapat menarik investor di tengah ketidakpastian geopolitik.
Pada 2025, Fink bahkan memperingatkan bahwa Bitcoin berpotensi menggantikan dolar AS sebagai mata uang cadangan global jika utang nasional AS terus membengkak, sebuah pernyataan yang mencerminkan perubahan paradigma di kalangan elit keuangan.
Strategi dan Pengaruh Politik
BlackRock juga dikenal karena peran strategisnya dalam kebijakan ekonomi global. Larry Fink sering memberikan pandangan melalui "surat tahunan kepada CEO" yang menjadi acuan bagi dunia bisnis, membahas isu seperti keberlanjutan (sustainability), perubahan iklim, dan investasi berbasis ESG (Environmental, Social, Governance).
Namun, BlackRock juga menuai kritik karena dianggap memiliki pengaruh yang terlalu besar di pasar keuangan, dengan beberapa pihak menyebut mereka sebagai "penguasa bayangan" dalam ekonomi global.
Misalnya, BlackRock sering diundang untuk membantu pemerintah dalam situasi krisis, seperti saat pandemi COVID-19 ketika mereka membantu Federal Reserve AS mengelola program pembelian obligasi.
Kontroversi
BlackRock tidak luput dari kontroversi. Beberapa kritikus menuduh perusahaan ini berkontribusi pada ketimpangan ekonomi karena fokusnya pada keuntungan pemegang saham, sering kali mengorbankan kepentingan pekerja atau lingkungan.
Selain itu, keterlibatan mereka dalam investasi ESG juga dianggap "hanya pencitraan" oleh sebagian pihak, terutama setelah BlackRock tetap berinvestasi di sektor bahan bakar fosil meskipun mengkampanyekan keberlanjutan.
Peran dalam Ekonomi AS dan Global
Di bawah kepemimpinan Trump pada 2025, BlackRock mendapat manfaat dari kebijakan pro-kripto, seperti rencana cadangan strategis Bitcoin AS.
Langkah BlackRock untuk terus mengakumulasi Bitcoin juga sejalan dengan sentimen pasar yang bullish terhadap kripto, terutama setelah pemangkasan suku bunga Federal Reserve dan stabilitas ekonomi AS yang disebutkan dalam berita sebelumnya.
Namun, mereka juga menghadapi tantangan seperti volatilitas pasar dan ketidakpastian akibat kebijakan tarif Trump terhadap Tiongkok.
Kesimpulan
BlackRock adalah raksasa keuangan yang tidak hanya mengelola triliunan dolar aset, tetapi juga membentuk arah pasar global, termasuk pasar kripto yang sedang berkembang pesat.
Dengan strategi investasi yang inovatif, teknologi canggih, dan pengaruh politik yang besar, BlackRock terus menjadi pemain kunci dalam dunia keuangan, meskipun sering kali menuai kontroversi atas dominasinya.
Sumber Informasi:
- Data AUM dan kinerja ETF: Laporan resmi BlackRock (blackrock.com) dan analisis pasar dari Cointelegraph (cointelegraph.com), diakses pada April 2025.
- Pernyataan Larry Fink: Wawancara dan artikel dari Bloomberg dan CNBC, dikutip melalui postingan di X, April 2025.
- Statistik pasar kripto: FXStreet (fxstreet.com) dan data historis dari CoinMarketCap (coinmarketcap.com).
- Latar belakang dan kontroversi: Artikel dari The Financial Times (ft.com) dan The Guardian (theguardian.com), serta informasi umum dari Wikipedia (wikipedia.org).