Siapa itu Changpeng Zhao, pendiri dan mantan CEO Binance

Biografi Changpeng Zhao

Changpeng Zhao, yang dikenal dengan inisial "CZ," adalah seorang pengusaha Tionghoa-Kanada yang menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di industri kripto sebagai pendiri dan mantan CEO Binance, bursa mata uang kripto terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangan. 

Kisah hidupnya adalah perjalanan dari seorang imigran dengan latar belakang sederhana hingga menjadi miliarder yang kekayaannya sempat mencapai puncak sebelum menghadapi tantangan hukum besar. Berikut adalah penjelasan mendalam tentang kehidupan, karier, kontroversi, dan perkembangan terkini Changpeng Zhao.

Changpeng Zhao, pendiri dan mantan CEO Binance
Changpeng Zhao, pendiri dan mantan CEO Binance

1. Kehidupan Awal dan Pendidikan

Changpeng Zhao lahir pada 5 Februari 1977 di Lianyungang, Provinsi Jiangsu, Tiongkok, dari keluarga intelektual. Ayahnya adalah seorang profesor geofisika, sementara ibunya seorang guru. 

Namun, tidak lama setelah kelahiran Zhao, ayahnya dicap sebagai “intelektual pro-borjuis” oleh pemerintah Tiongkok selama masa Reformasi Kebudayaan, yang menyebabkan pengasingan sementara ke pedesaan. 

Pada 1984, ayahnya pindah ke Vancouver, Kanada, untuk mengejar gelar doktor. Keluarga Zhao akhirnya menyusul pada 1989, tepat setelah Pembantaian Lapangan Tiananmen, ketika Zhao berusia 12 tahun, mencari kehidupan yang lebih stabil di Kanada.

Di Vancouver, kehidupan keluarga Zhao sebagai imigran tidak mudah. Untuk membantu keuangan keluarga, Zhao bekerja serabutan sejak remaja, termasuk menjadi pelayan di McDonald’s, penjaga pom bensin Chevron, dan wasit pertandingan bola voli. 

Meski menghadapi kesulitan, Zhao tetap fokus pada pendidikannya. Ia menunjukkan ketertarikan awal pada komputer setelah orang tuanya membeli komputer DOS tipe 286 seharga $7.000, yang menjadi langkah awalnya ke dunia teknologi.

Zhao melanjutkan pendidikan di Universitas McGill di Montreal, Kanada, mengambil jurusan Ilmu Komputer. 

Ia lulus dengan gelar Bachelor of Science (BS) in Computer Science, di mana ia mengasah keterampilan pemrograman yang kemudian menjadi fondasi kariernya. 

Selama masa kuliah, ia juga mulai tertarik pada dunia perdagangan saham dan pasar keuangan, yang membentuk minatnya pada teknologi keuangan (fintech).

2. Awal Karier

Setelah lulus dari McGill, Zhao memulai karier profesionalnya di bidang teknologi keuangan. Pada awal 2000-an, ia magang di Tokyo untuk sebuah subkontraktor Bursa Efek Tokyo, mengembangkan perangkat lunak untuk mencocokkan pesanan perdagangan. 

Pengalaman ini memberinya wawasan awal tentang sistem perdagangan berkecepatan tinggi. Pada 2001, ia pindah ke New York dan bergabung dengan Bloomberg Tradebook, di mana ia bekerja selama empat tahun sebagai pengembang perangkat lunak untuk perdagangan berjangka. 

Dalam waktu singkat, Zhao dipromosikan tiga kali dalam dua tahun, mengelola tim di New Jersey, London, dan Tokyo, menunjukkan bakatnya dalam teknologi dan kepemimpinan.

Pada 2005, Zhao memutuskan untuk keluar dari Bloomberg dan pindah ke Shanghai untuk mendirikan Fusion Systems, sebuah perusahaan teknologi yang mengembangkan sistem perdagangan frekuensi tinggi (high-frequency trading) untuk pialang saham. 

Fusion Systems dikenal sebagai salah satu sistem tercepat di dunia pada masanya, memperkuat reputasi Zhao sebagai insinyur perangkat lunak berbakat. Pada 2009, ia mendirikan Bijie Tech, sebuah perusahaan penyedia layanan berbasis cloud untuk platform pertukaran, yang melayani kebutuhan keamanan siber dan infrastruktur perdagangan.

Pada 2013, Zhao pertama kali terpapar dunia kripto saat bermain poker dengan Ron Cao, seorang teman yang memperkenalkannya pada Bitcoin

Cao menyarankan Zhao untuk menginvestasikan 10% kekayaannya ke Bitcoin, tetapi Zhao memilih untuk "all-in," menjual apartemennya di Shanghai pada 2014 untuk membeli Bitcoin. 

Langkah ini menunjukkan sifatnya yang berani mengambil risiko, yang kemudian menjadi ciri khasnya sebagai pengusaha. 

Pada tahun yang sama, ia bergabung dengan Blockchain.info sebagai anggota ketiga tim pengembangan dompet kripto, bekerja bersama tokoh terkenal seperti Roger Ver dan Ben Reeves. 

Ia juga sempat menjabat sebagai Chief Technology Officer (CTO) di OKCoin, sebuah bursa kripto terkemuka di Tiongkok, selama kurang dari setahun, sebelum akhirnya memutuskan untuk membangun proyeknya sendiri.

3. Pendirian Binance dan Kesuksesan

Pada Juli 2017, Changpeng Zhao mendirikan Binance setelah mengumpulkan $15 juta melalui Initial Coin Offering (ICO), di mana ia menjual 15 juta token Binance Coin (BNB). 

Hanya dalam 11 hari setelah peluncuran, Binance mulai beroperasi, dan dalam waktu kurang dari delapan bulan, Binance menjadi bursa kripto terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangan pada April 2018. Keberhasilan ini didorong oleh beberapa faktor strategis:

Kecepatan dan Efisiensi: Binance menawarkan platform perdagangan yang sangat cepat, mampu menangani transaksi dalam jumlah besar tanpa hambatan teknis.

Biaya Rendah: Penggunaan BNB memberikan diskon biaya transaksi, menarik lebih banyak pengguna.

Ekspansi Global: Meskipun Tiongkok melarang bursa kripto pada September 2017, Zhao dengan cepat memindahkan operasi Binance ke yurisdiksi yang lebih ramah, seperti Malta dan Singapura.

Di bawah kepemimpinan Zhao, Binance berkembang pesat. Pada 2021, selama puncak bull run kripto, volume perdagangan harian Binance mencapai $8 miliar untuk perdagangan spot dan $30 miliar untuk derivatif.

Zhao, sebagai pemegang saham mayoritas Binance Holdings, melihat kekayaannya melonjak hingga $90 miliar pada puncaknya, menjadikannya salah satu orang terkaya di dunia versi Forbes. 

Pada Februari 2018, Forbes menempatkannya di peringkat ketiga dalam daftar “Orang Terkaya dalam Kripto.” Binance juga meluncurkan berbagai inisiatif, seperti Binance Coin (BNB), Binance Smart Chain (sekarang BNB Chain), dan investasi $500 juta untuk mendukung akuisisi Twitter oleh Elon Musk pada 2022.

Zhao dikenal sebagai pemimpin yang sangat terlibat dalam operasional Binance, sering kali mengendalikan detail kecil dan menjaga kerahasiaan perusahaan. 

Ia juga dikenal dengan gaya hidup sederhana meskipun menjadi miliarder; ia sering terlihat mengenakan sweater hitam dengan logo Binance, tidak memiliki mobil atau rumah mewah, dan mengaku bahwa “kekayaan sejati adalah tidak memiliki apa-apa.” Ia juga berencana mendonasikan 99% kekayaannya, terinspirasi oleh filantropis seperti Bill Gates dan Warren Buffett.

4. Kontroversi dan Masalah Hukum

Kesuksesan Binance tidak lepas dari kontroversi, terutama terkait kepatuhan regulasi. Binance sering menjadi sorotan regulator global karena dianggap beroperasi tanpa lisensi di banyak yurisdiksi, serta memiliki kebijakan Know Your Customer (KYC) dan Anti-Money Laundering (AML) yang lemah. Tekanan ini memuncak pada 2020-2023:

Penyelidikan AS: Pada Desember 2020, Departemen Kehakiman AS (DOJ) meminta Binance untuk menyerahkan catatan internal terkait upaya anti-pencucian uang, termasuk komunikasi yang melibatkan Zhao.

Gugatan SEC (Juni 2023): Securities and Exchange Commission (SEC) AS menggugat Zhao dan Binance dengan 13 tuduhan, termasuk manipulasi volume perdagangan, mencampuradukkan dana pelanggan, dan gagal membatasi pelanggan AS dari platform yang tidak diatur.

Gugatan CFTC (Maret 2023): Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) juga mengajukan dakwaan terhadap Binance atas pelanggaran regulasi.

Puncaknya terjadi pada November 2023, ketika Zhao dan Binance mengaku bersalah atas pelanggaran Undang-Undang Kerahasiaan Bank AS, gagal menerapkan program anti-pencucian uang yang memadai, dan melanggar sanksi internasional. 

Binance setuju membayar denda $4,3 miliar, sementara Zhao membayar denda pribadi $50 juta dan mengundurkan diri sebagai CEO. Richard Teng menggantikannya sebagai CEO Binance. 

Pada April 2024, Zhao dijatuhi hukuman penjara empat bulan di AS, jauh lebih ringan dibandingkan tuntutan jaksa selama tiga tahun. Ia menyelesaikan hukumannya pada 27 September 2024 dan dibebaskan dari fasilitas pemasyarakatan di California.

Zhao juga memainkan peran tidak langsung dalam kejatuhan FTX, bursa kripto saingan. Pada November 2022, ia mengumumkan di Twitter bahwa Binance akan melikuidasi kepemilikannya di token FTT milik FTX, memicu kepanikan pasar yang mempercepat runtuhnya FTX. 

Zhao sempat setuju untuk membeli FTX, tetapi kemudian membatalkan rencana tersebut, yang memperparah krisis. Pada November 2024, FTX menggugat Binance dan Zhao, menuntut $1,8 miliar terkait transaksi saham pada 2021 yang diduga curang.

5. Kehidupan Pribadi dan Kekayaan

Zhao memiliki kewarganegaraan ganda, Kanada dan Uni Emirat Arab, dan saat ini tinggal di Dubai. Ia menikah dengan Yang Weiqing pada 2003, dan mereka memiliki dua anak. 

Namun, Zhao juga memiliki hubungan dengan He Yi, seorang eksekutif Binance, sejak 2014, dan mereka memiliki tiga anak. 

Zhao mengaku sebagai seorang “kapitalis liberal,” meskipun ia menyatakan bahwa ia bukan liberal ekstrem atau anarkis, dan percaya bahwa peradaban manusia belum siap untuk dunia tanpa regulasi.

Kekayaan Zhao sangat fluktuatif karena terkait dengan pasar kripto. Pada puncak bull run 2021, kekayaannya diperkirakan mencapai $90 miliar. 

Namun, setelah krisis Binance dan penurunan pasar kripto, Forbes memperkirakan kekayaannya turun menjadi $10,2 miliar pada Juni 2023. 

Pada Januari 2025, Forbes melaporkan kekayaan bersihnya melonjak kembali menjadi $66,6 miliar, menjadikannya orang terkaya ke-24 di dunia dan orang terkaya kedua di Kanada.

6. Perkembangan Terkini (Hingga April 2025)

Setelah dibebaskan dari penjara pada September 2024, Zhao kembali ke publik dengan berbicara di Binance Blockchain Week, di mana ia membahas pengalamannya selama hukuman dan rencana masa depannya, termasuk potensi menulis buku tentang perjalanannya di dunia kripto. 

Pada April 2025, ia diangkat sebagai penasihat strategis untuk Dewan Kripto Pakistan (PCC) dan membuat prediksi bullish bahwa Bitcoin (BTC) akan mencapai $1 juta, meskipun ia menekankan bahwa ini akan membutuhkan waktu dan kesabaran. Ia juga memperingatkan komunitas kripto tentang risiko deepfake berbasis AI.

Sementara itu, Binance terus menghadapi tantangan regulasi, termasuk gugatan dari FTX dan penyelidikan lanjutan di berbagai negara. Namun, di bawah kepemimpinan baru, Binance tetap menjadi bursa kripto terbesar, dan pengaruh Zhao dalam industri kripto masih terasa kuat.

Kesimpulan

Changpeng Zhao adalah figur yang mengubah lanskap kripto melalui Binance, membawanya dari startup kecil menjadi bursa terbesar dunia dalam waktu singkat. 

Namun, ambisinya untuk mendominasi pasar kripto juga membawanya pada konflik dengan regulator global, yang berujung pada hukuman penjara dan denda besar. 

Meski menghadapi kontroversi, Zhao tetap menjadi sosok berpengaruh dengan visi besar untuk masa depan kripto, seperti prediksinya tentang Bitcoin dan komitmen filantropisnya. Kisahnya mencerminkan potensi dan risiko dalam industri kripto yang berkembang pesat.

Sumber Informasi

  • Wikipedia - "Changpeng Zhao"
  • Wikipedia Bahasa Indonesia - "Changpeng Zhao"
  • Alpha Ajaib - "Kisah Changpeng Zhao, Pegawai McD yang menjadi CEO Binance"
  • Pintu News - "Changpeng Zhao
  • Liputan6 - "Mengenal Changpeng Zhao, Mantan CEO Binance yang Kena Gugatan Hukum Kasus Pencucian Uang"
  • Forbes - Data kekayaan bersih dan peringkat terkini (Januari 2025) 

Media Sosial X Changpeng Zhao

caritau.info
caritau.info Caritau.info memberikan informasi seputar dunia cryptocurrency dan pasar forex yang diambil dari berbagai sumber media yang kredibel dari dalam dan luar negeri