Masayoshi Son adalah pendiri, chairman, dan CEO SoftBank Group Corp., sebuah konglomerasi multinasional asal Jepang yang dikenal sebagai salah satu investor teknologi terbesar di dunia.
Masayoshi Son sering dijuluki "Warren Buffett-nya Jepang" karena pendekatan investasinya yang visioner, meskipun dengan gaya yang lebih agresif dan berani.
![]() |
Masayoshi Son Profile |
Berikut adalah profil mendalam tentang Masayoshi Son:
1. Latar Belakang dan Kehidupan Awal
Masayoshi Son lahir pada 11 Agustus 1957 di Tosu, Prefektur Saga, Jepang, dari keluarga imigran Korea yang miskin.
Kakeknya bermigrasi ke Jepang sebagai penambang batu bara, dan keluarganya hidup dalam kondisi sederhana, bahkan menggunakan kereta dorong bekas sebagai tempat tidur bayi Son.
Nama keluarga aslinya adalah Yasumoto, tetapi mereka mengadopsi nama Jepang "Son" untuk menghindari diskriminasi terhadap etnis Korea di Jepang pada masa itu.
Son menunjukkan bakat kewirausahaan sejak kecil. Pada usia 16 tahun, ia pindah ke Amerika Serikat untuk belajar di Holy Names Preparatory School di Oakland, California, dan kemudian melanjutkan ke University of California, Berkeley, jurusan ekonomi dan ilmu komputer.
Di Berkeley, ia mulai berbisnis dengan mengimpor mesin arcade dari Jepang, menjualnya ke restoran dan bar, yang menghasilkan $1 juta pertama dalam hidupnya.
Masayoshi Son juga menciptakan perangkat penerjemah suara elektronik sederhana, yang dijual ke Sharp Corporation seharga $1 juta, menandai awal kariernya sebagai pengusaha.
2. Pendidikan dan Awal Karier
Son lulus dari UC Berkeley pada 1980 dan kembali ke Jepang untuk mendirikan SoftBank pada 1981, awalnya sebagai distributor perangkat lunak.
Masayoshi Son memulai dengan modal kecil dan dua karyawan paruh waktu, fokus pada distribusi perangkat lunak komputer.
Pada 1982, ia meluncurkan majalah teknologi Oh! PC dan Oh! MZ, yang menjadi sukses besar dengan oplag 140.000 eksemplar pada 1989.
SoftBank mulai terjun ke penerbitan dan pameran teknologi, termasuk mengakuisisi COMDEX (1995) seharga $800 juta dan Ziff Davis seharga $2,1 miliar.
3. Karier di SoftBank dan Strategi Investasi
Masayoshi Son mengubah SoftBank dari perusahaan distribusi perangkat lunak menjadi raksasa investasi teknologi global.
Beberapa langkah besar dalam kariernya meliputi:
Investasi di Internet (1990-an): Son dikenal sebagai salah satu investor awal di era dot-com. Pada 1996, ia mendirikan Yahoo! Japan (sekarang LY Corporation) bersama Yahoo!, yang menjadi mesin pencari terbesar kedua di Jepang.
Masayoshi Son juga berinvestasi $20 juta di Alibaba pada 2000, yang kemudian menjadi salah satu investasi paling menguntungkan dalam sejarah saat Alibaba IPO pada 2014, saham SoftBank bernilai $58 miliar, dan hingga 2025, kepemilikan 24% SoftBank di Alibaba bernilai lebih dari $70 miliar.
SoftBank Vision Fund (2017): Son meluncurkan Vision Fund 1 dengan dana $100 miliar, didukung oleh sovereign wealth funds Arab Saudi dan Abu Dhabi.
Dana ini berinvestasi di startup teknologi seperti WeWork, Uber, dan ByteDance. Vision Fund 2 menyusul pada 2019 dengan fokus serupa. Meskipun sukses mendanai banyak unicorn, beberapa investasi seperti WeWork (gagal IPO 2019) dan OYO Rooms menuai kritik karena valuasi berlebihan.
Akuisisi Besar: Son memimpin akuisisi Vodafone Japan pada 2006 (menjadi SoftBank Mobile), Sprint Nextel (AS) pada 2013 seharga $22,2 miliar, dan Arm Holdings pada 2016 seharga $32 miliar. Arm kini bernilai $153 miliar (per Januari 2025), memberikan keuntungan besar bagi SoftBank.
Fokus AI dan Blockchain (2020-an): Son mengumumkan investasi besar di AI, termasuk Stargate Project senilai $500 miliar bersama OpenAI dan Oracle (2025), serta kemitraan dengan Tether untuk meluncurkan Twenty One, perusahaan yang dipimpin Jack Mallers untuk mendorong adopsi institusional Bitcoin.
Son dikenal dengan strategi investasi jangka panjang, sering kali bertaruh pada teknologi disruptif. Masayoshi Son pernah berkata,
"Saya ingin menjadi bagian dari masa depan, bukan masa lalu," yang tercermin dalam visinya untuk membangun "AI Revolution" dan ekosistem teknologi global melalui SoftBank.
4. Gaya Kepemimpinan dan Filosofi
Son memiliki gaya kepemimpinan yang berani dan visioner, sering kali mengambil risiko besar.
Masayoshi Son terkenal dengan "300-Year Plan" untuk SoftBank, yang ia presentasikan pada 2010, menargetkan SoftBank sebagai pemimpin teknologi global hingga abad ke-24.
Filosofinya berpusat pada "Informasi adalah Kekuatan," percaya bahwa teknologi informasi dapat mengubah dunia.
Namun, pendekatannya juga kontroversial. Son sering kali mengambil keputusan cepat, ia mengaku hanya butuh dua menit untuk memutuskan berinvestasi di Alibaba setelah bertemu Jack Ma.
Gaya ini membuatnya sukses, tetapi juga membawa kegagalan, seperti investasi di WeWork yang merugikan $4,6 miliar setelah valuasi WeWork anjlok dari $47 miliar menjadi $8 miliar pada 2020.
5. Kehidupan Pribadi dan Kekayaan
Masayoshi Son menikah dengan Masami Ohno, yang ia temui di UC Berkeley, dan memiliki dua putri. Ia tinggal di Tokyo tetapi juga memiliki properti mewah di Atherton, California, yang dibeli seharga $117,5 miliar pada 2012, salah satu rumah termahal di AS pada saat itu.
Kekayaan bersihnya diperkirakan $33,2 miliar per April 2025 (Forbes), menjadikannya salah satu orang terkaya di Jepang.
Namun, ia pernah kehilangan $70 miliar selama gelembung dot-com pada 2000, kerugian pribadi terbesar dalam sejarah pada saat itu, sebelum pulih berkat investasi di Alibaba.
Son juga dikenal sebagai filantropis. Setelah bencana Fukushima 2011, ia menyumbang $120 juta untuk korban dan mendirikan yayasan energi terbarukan. Ia juga berjanji untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaannya melalui Giving Pledge.
6. Pengaruh dan Warisan
Son dianggap sebagai salah satu investor paling berpengaruh di dunia teknologi. Masayoshi Son sering dibandingkan dengan Elon Musk karena ambisinya yang besar dan fokus pada inovasi.
Pengaruhnya terlihat dalam portofolio SoftBank yang mencakup ratusan perusahaan teknologi, dari Alibaba hingga Arm, dan inisiatif AI seperti Stargate Project.
Namun, kritik terhadap pendekatan investasinya yang agresif, terutama terkait utang SoftBank yang mencapai $160 miliar per 2024 tetap menjadi sorotan.
Di Jepang, Son adalah simbol keberhasilan imigran, membuktikan bahwa ketekunan dan visi dapat mengatasi diskriminasi sosial. Masayoshi Son juga menjadi inspirasi bagi generasi pengusaha muda di Asia, terutama melalui kesuksesannya membangun Yahoo! Japan dan mendukung startup global.
7. Hubungan dengan Kemitraan Tether
Sebagai pemimpin SoftBank, Son memainkan peran kunci dalam kemitraan dengan Tether dan Cantor Equity Partners untuk meluncurkan Twenty One pada 2025.
Masayoshi Son disebut sebagai salah satu tokoh yang mendorong investasi minoritas SoftBank di perusahaan ini, yang bertujuan mempercepat adopsi institusional Bitcoin. Langkah ini sejalan dengan visinya untuk mendukung teknologi disruptif seperti blockchain.
Sumber Informasi
en.wikipedia.org: Masayoshi Son
id.wikipedia.org: Masayoshi Son
www.forbes.com: Masayoshi Son Profile & Net Worth
www.bloomberg.com: Masayoshi Son, The Billionaire Betting on Tech’s Future
www.britannica.com: Masayoshi Son Biography
group.softbank: Leadership, Masayoshi Son Profile
www.cnbc.com: Masayoshi Son’s $100 Billion Bet on AI and Tech
www.reuters.com: SoftBank’s Masayoshi Son Plans $500 Billion AI Project
www.ft.com: Masayoshi Son’s Vision for SoftBank’s Future
Posting di X oleh
@Forbes
dan
@CNBC
(April 2025)