Presiden Donald Trump, yang dilantik kembali pada 20 Januari 2025, telah memberlakukan tarif pajak sebesar 10% untuk semua barang impor ke Amerika Serikat sebagai bagian dari kebijakan proteksionisme "America First".
![]() |
Trump dan Bitcoin |
Kebijakan ini, yang mulai berlaku pada 5 April 2025 (berdasarkan informasi terkini hingga April 2025), bertujuan untuk menyeimbangkan neraca perdagangan AS, melindungi industri dalam negeri, dan mengurangi ketergantungan pada pajak penghasilan.
Berikut adalah analisis dampaknya terhadap ekonomi global dan Bitcoin:
Dampak Ekonomi Global
Gangguan Perdagangan Internasional
Tarif 10% ini dikenakan secara universal pada semua negara, dengan tambahan tarif lebih tinggi untuk negara-negara tertentu (misalnya, 60% untuk China, 32% untuk Indonesia).
Trump: In my first term... the stock market went up more than any other president... I think in my second term we will blow that away. pic.twitter.com/6BoNG6Ntua
— unusual_whales (@unusual_whales) April 5, 2025
Hal ini dapat memicu perang dagang, karena negara-negara seperti China, Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa kemungkinan akan membalas dengan tarif serupa terhadap barang AS.
Akibatnya, rantai pasok global terganggu, terutama untuk negara-negara yang bergantung pada ekspor ke AS, seperti Tiongkok (pengekspor terbesar ke AS) dan Indonesia (peringkat 15 dalam surplus perdagangan dengan AS).
Kenaikan Harga dan Inflasi
Tarif meningkatkan biaya impor, yang biasanya dibebankan kepada konsumen AS.
Ekonom memperkirakan inflasi di AS bisa naik, sehingga Federal Reserve (The Fed) mungkin menunda pemotongan suku bunga yang diharapkan pada 2025.
Di luar AS, negara-negara pengekspor menghadapi penurunan permintaan, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi mereka.
Misalnya, Indonesia bisa mengalami penurunan ekspor tekstil, elektronik, dan furnitur, dengan dampak lanjutan berupa pengurangan lapangan kerja.
Resesi Potensial
Jika ekonomi AS melambat akibat permintaan yang lesu dan inflasi tinggi, negara-negara lain juga terkena imbasnya karena korelasi ekonomi global.
Sebagai contoh, penurunan pertumbuhan ekonomi AS sebesar 1% dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,08%. Negara-negara berkembang, yang bergantung pada ekspor komoditas, mungkin menghadapi risiko resesi lebih besar.
Peluang bagi Beberapa Negara
Di tengah ancaman, ada peluang bagi negara seperti Vietnam atau India untuk menjadi alternatif pemasok ke AS, menggantikan China.
Indonesia juga bisa memanfaatkan ini dengan meningkatkan daya saing produknya, meskipun tantangan seperti biaya produksi dan diplomasi ekonomi tetap ada.
Dampak untuk Bitcoin
Volatilitas Jangka Pendek
Pengumuman tarif Trump pada 2 April 2025 dilaporkan memicu penurunan harga Bitcoin sebesar 3,9% (ke sekitar $82.000) dan kapitalisasi pasar kripto turun 5,3% menjadi $2,7 triliun.
Ketidakpastian ekonomi global mendorong investor menarik dana dari aset berisiko seperti Bitcoin, beralih ke aset aman seperti emas, yang mencapai rekor tertinggi.
Potensi Pemulihan Jangka Panjang
Meskipun mengalami tekanan awal, Bitcoin bisa mendapat manfaat dari kebijakan ini dalam jangka panjang.
Trump dikenal pro-kripto, dengan janji menjadikan AS "ibu kota kripto dunia" melalui cadangan Bitcoin nasional dan regulasi yang lebih longgar.
Jika kebijakan tarif memicu inflasi dan melemahkan kepercayaan pada sistem keuangan tradisional, investor mungkin kembali melirik Bitcoin sebagai "emas digital" untuk melindungi nilai aset mereka.
Faktor Pendukung dan Risiko
Pendukung: Arus masuk ke ETF Bitcoin tetap kuat (misalnya, $330 juta pada 2 April 2025), menunjukkan minat institusional yang berkelanjutan.
Penurunan suku bunga The Fed di masa depan juga bisa meningkatkan likuiditas, menguntungkan kripto.
Risiko: Jika perang dagang memburuk, volatilitas pasar dapat terus menekan Bitcoin, terutama karena korelasi dengan indeks saham seperti S&P 500 masih terlihat kuat pada 2025.
Kesimpulan
Tarif 10% Trump memiliki dampak ganda: mengganggu ekonomi global dengan risiko inflasi dan resesi, sekaligus membuka peluang bagi negara-negara yang adaptif.
Untuk Bitcoin, meskipun menghadapi tekanan jangka pendek akibat ketidakpastian, prospek jangka panjangnya tetap positif berkat dukungan Trump dan potensi pergeseran investor ke aset alternatif.
Namun, dinamika ini akan sangat bergantung pada respons negara lain dan kebijakan moneter AS ke depan.