Presiden Donald Trump baru-baru ini menandatangani empat perintah eksekutif pada tanggal 8 April 2025, yang bertujuan untuk merevitalisasi industri batubara di Amerika Serikat.
Langkah ini merupakan bagian dari upayanya untuk meningkatkan produksi energi domestik dan menepati janji kampanyenya untuk menghidupkan kembali sektor batubara yang telah mengalami penurunan selama bertahun-tahun.
![]() |
Batu bara |
Berikut adalah penjelasan rinci tentang isi perintah eksekutif tersebut berdasarkan informasi yang tersedia:
Revitalisasi Batubara Bersih
Trump mengarahkan kebijakan untuk meningkatkan produksi batubara dengan konsep "batubara bersih," yang biasanya merujuk pada teknologi untuk mengurangi emisi karbon dari pembangkit listrik tenaga batubara.
Dalam pernyataannya, ia menyebut batubara sebagai "salah satu bentuk energi terbaik" dengan memanfaatkan teknologi modern. Salah satu langkah konkretnya adalah mempercepat izin penambangan batubara di lahan federal dan mengaktifkan Defense Production Act untuk mendukung produksi dalam negeri.
🚨BREAKING: President Trump signs executive orders to revitalize clean coal, remove Biden-era coal plant restrictions, enhance electric grid reliability, and shield U.S. energy from radical leftist overreach.
— Benny Johnson (@bennyjohnson) April 8, 2025
pic.twitter.com/UljUtL3PN2
Ini bertujuan untuk membalikkan tren penurunan penggunaan batubara, yang kini hanya menyumbang sekitar 15% dari pembangkitan listrik AS, jauh lebih rendah dibandingkan 50% pada tahun 2000.
Menghapus Pembatasan Era Biden
Meningkatkan Keandalan Jaringan Listrik
Trump menekankan pentingnya keandalan jaringan listrik (grid) AS dan memprioritaskan penggunaan bahan bakar fosil, termasuk batubara, untuk memastikan pasokan energi yang konsisten.
Ia menggunakan otoritas darurat untuk memperpanjang umur operasional pembangkit batubara dan membentuk National Energy Dominance Council untuk menghapus hambatan regulasi yang dianggap menghambat produksi energi tradisional.
Langkah ini bertujuan menjaga stabilitas pasokan listrik di tengah lonjakan kebutuhan energi nasional.
Melindungi Energi AS dari Radikal Kiri
Trump menyatakan bahwa kebijakan ini juga dimaksudkan untuk melindungi industri energi AS dari apa yang ia sebut sebagai agenda "radikal kiri" atau "woke," yang menurutnya mendiskriminasi batubara demi energi terbarukan.
Salah satu perintah eksekutif memerintahkan Departemen Kehakiman untuk menyelidiki negara-negara bagian yang menerapkan kebijakan pro-lingkungan yang dianggap merugikan sektor batubara.
Ia menyebut kebijakan ini sebagai upaya untuk mengakhiri "perang terhadap batubara" yang dimulai pada era Obama dan dilanjutkan oleh Biden.
Dalam pidatonya di Gedung Putih, Trump menyatakan, "Kami mengakhiri perang Joe Biden terhadap batubara yang indah dan bersih, sekali dan untuk selamanya.
Semua pembangkit listrik yang sudah ditutup akan dibuka kembali." Langkah ini mendapat sambutan positif dari industri batubara, namun menuai kritik keras dari kelompok lingkungan yang menyebutnya sebagai kemunduran dalam upaya mengatasi perubahan iklim.
Mereka berargumen bahwa batubara tetap menjadi sumber energi yang "kotor" dan tidak kompetitif dibandingkan energi terbarukan, serta dapat meningkatkan biaya listrik bagi konsumen dalam jangka panjang.
Kebijakan ini mencerminkan pendekatan Trump yang kontras dengan pendahulunya, dengan fokus pada dominasi energi fosil dan kedaulatan ekonomi, meskipun dunia secara global bergerak menuju energi bersih untuk mengurangi emisi karbon.