Laurence Douglas "Larry" Fink adalah seorang pengusaha miliarder Amerika yang dikenal sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia keuangan global.
Ia adalah pendiri, ketua, dan kepala eksekutif (CEO) BlackRock, perusahaan manajemen investasi multinasional terbesar di dunia yang berbasis di New York City.
Hingga April 2025, BlackRock mengelola aset senilai lebih dari 11,6 triliun dolar AS, menjadikannya pengelola dana terbesar di dunia, melampaui perusahaan seperti Vanguard dan State Street dalam hal aset yang dikelola.
![]() |
larry fink, ceo blackrock |
Fink memainkan peran kunci dalam membangun BlackRock dari awal yang sederhana menjadi raksasa keuangan yang memiliki pengaruh besar terhadap pasar modal global, perusahaan-perusahaan besar, dan bahkan kebijakan ekonomi di berbagai negara.
Latar Belakang Pribadi dan Pendidikan
Larry Fink lahir pada 2 November 1952 di Van Nuys, California, dalam keluarga Yahudi kelas menengah. Ibunya, Lila Fink (1930–2012), adalah seorang profesor bahasa Inggris, sementara ayahnya, Frederick Fink (1925–2013), memiliki toko sepatu.
Fink dibesarkan bersama dua saudara kandung dalam lingkungan yang sederhana namun mendukung pendidikan. Ia menunjukkan minat awal dalam bidang akademik dan bisnis.
Fink meraih gelar sarjana (BA) dalam ilmu politik dari University of California, Los Angeles (UCLA) pada tahun 1974.
Selama di UCLA, ia juga menjadi anggota Kappa Beta Phi, sebuah perkumpulan yang berfokus pada dunia keuangan. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan ke jenjang magister dan memperoleh gelar MBA dengan spesialisasi real estat dari UCLA Anderson School of Management pada tahun 1976.
Pendidikan ini memberinya dasar yang kuat dalam analisis keuangan dan manajemen, yang kemudian menjadi landasan kariernya.
Fink menikah dengan Lori Weider, kekasihnya sejak masa sekolah menengah, pada tahun 1974. Pasangan ini memiliki tiga anak, salah satunya adalah Joshua Fink, yang pernah menjadi CEO Enso Capital, sebuah hedge fund yang kini sudah tidak beroperasi, di mana Fink memiliki saham. Kehidupan pribadinya mencerminkan stabilitas yang kontras dengan kariernya yang dinamis dan penuh risiko.
Awal Karier di First Boston
Sebelum mendirikan BlackRock, Fink memulai kariernya di dunia keuangan di The First Boston Corporation, sebuah bank investasi terkemuka pada masanya.
Ia bergabung pada akhir 1970-an dan dengan cepat naik pangkat menjadi anggota Komite Manajemen dan Direktur Pelaksana.
Di First Boston, Fink dikenal sebagai pionir dalam pasar sekuritas berbasis hipotek (mortgage-backed securities atau MBS), sebuah inovasi yang mengubah lanskap keuangan pada era tersebut.
Namun, kariernya di First Boston tidak selalu mulus. Pada tahun 1986, Fink mengalami kegagalan besar ketika ia memimpin perdagangan yang menyebabkan kerugian 100 juta dolar AS bagi perusahaan dalam satu transaksi.
Kejadian ini menjadi titik balik dalam hidupnya; ia dipecat dari First Boston, tetapi pengalaman itu memicunya untuk menciptakan pendekatan baru dalam manajemen risiko dan investasi. Fink kemudian menyebut kegagalan ini sebagai motivasi utama untuk mendirikan BlackRock dengan fokus pada praktik manajemen risiko yang lebih baik.
Pendirian dan Perkembangan BlackRock
Pada tahun 1988, Fink bersama tujuh mitra, termasuk Robert S. Kapito, Susan Wagner, dan lainnya, mendirikan BlackRock di bawah naungan The Blackstone Group, sebuah firma ekuitas swasta yang didirikan oleh Peter Peterson dan Stephen Schwarzman.
Awalnya bernama Blackstone Financial Management, perusahaan ini mendapat modal awal sebesar 5 juta dolar AS dari Blackstone dengan imbalan 50% saham. Misi awal Fink adalah membangun perusahaan yang berfokus pada manajemen risiko dan layanan aset untuk klien institusional.
Pada tahun 1994, BlackRock memisahkan diri dari Blackstone dan menjadi entitas independen, dengan Fink tetap sebagai direktur dan CEO.
Pada tahun 1998, ia diangkat sebagai ketua setelah perusahaan tersebut resmi berdiri sendiri. BlackRock melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada tahun 1999, menandai langkah besar menuju ekspansi global. Di bawah kepemimpinan Fink, perusahaan ini berkembang pesat melalui serangkaian akuisisi strategis dan inovasi teknologi.
Beberapa pencapaian penting BlackRock di bawah Fink meliputi:
- Merger dengan Merrill Lynch Investment Managers (2006): Kesepakatan ini menggandakan portofolio manajemen aset BlackRock dan memperkuat posisinya di pasar global.
- Pembelian Barclays Global Investors (2009): Akuisisi ini, yang mencakup platform iShares, menjadikan BlackRock sebagai pemimpin dalam dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) dan meningkatkan aset yang dikelola menjadi lebih dari 3 triliun dolar AS pada saat itu.
- Akuisisi Global Infrastructure Partners (2024): Langkah ini memperluas kehadiran BlackRock di pasar infrastruktur swasta, sejalan dengan visinya untuk mendiversifikasi portofolio investasi.
Fink juga memperkenalkan Aladdin (Asset, Liability, Debt, and Derivative Investment Network), sebuah platform teknologi canggih yang digunakan untuk manajemen risiko dan analisis investasi.
Aladdin menjadi salah satu alasan utama kesuksesan BlackRock, digunakan tidak hanya oleh BlackRock tetapi juga oleh banyak institusi keuangan lainnya di seluruh dunia.
Pengaruh dan Kontroversi
Sebagai CEO BlackRock, Larry Fink memiliki pengaruh yang sangat besar. Ia dikenal karena surat tahunan kepada para CEO perusahaan besar, yang sering kali menetapkan agenda global dalam dunia bisnis. Misalnya:
Surat 2018: Fink menyerukan perusahaan untuk lebih aktif dalam isu lingkungan, keberagaman, dan tanggung jawab sosial, yang dianggap sebagai dorongan menuju investasi berbasis ESG (Environmental, Social, Governance).
Surat 2020: Ia mengumumkan keberlanjutan lingkungan sebagai inti dari keputusan investasi BlackRock, termasuk divestasi dari aset terkait batu bara termal.
Surat 2025: Fink menyoroti krisis pensiun global dan menyarankan reformasi sistem jaminan sosial, termasuk ide kontroversial untuk mengintegrasikan akun investasi swasta ke dalam dana pensiun.
Pengaruhnya juga terlihat dalam hubungan BlackRock dengan pemerintah AS. Selama krisis keuangan 2007–2008, pemerintah AS mengontrak BlackRock untuk membantu pemulihan ekonomi, termasuk mengelola aset bermasalah dari Bear Stearns dan AIG.
Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang potensi konflik kepentingan, terutama karena Fink memiliki hubungan dekat dengan pejabat senior seperti mantan Menteri Keuangan Timothy Geithner.
Namun, Fink dan BlackRock juga menghadapi kritik. Beberapa pihak menuduh BlackRock tidak konsisten dalam komitmen ESG-nya, dengan laporan yang menunjukkan bahwa dukungan terhadap resolusi terkait iklim menurun dari 25% pada 2019 menjadi 14% pada 2020. Selain itu, kedekatan BlackRock dengan pemerintah dan investasinya di negara seperti China telah memicu kontroversi tentang dampak geopolitik dan lingkungan dari keputusan Fink.
Kehidupan Pribadi dan Kekayaan
Fink tinggal di New York dan memiliki properti signifikan, termasuk Finch Farm di North Salem, New York, yang dibelinya dari aktor Stanley Tucci pada 2004 seharga 3,7 juta dolar AS.
Ia terus memperluas kepemilikan tanah di sana, termasuk pembelian lahan seluas 27 hektar pada 2019 seharga 5,4 juta dolar AS. Kekayaan bersih Fink diperkirakan mencapai 1,2 miliar dolar AS pada April 2024 menurut Forbes, meskipun pengaruhnya jauh melampaui angka tersebut karena kendalinya atas BlackRock.
Fink juga aktif dalam filantropi dan organisasi global. Ia duduk di dewan World Economic Forum, menjadi co-chair di NYU Langone Medical Center, dan mendukung New York City Police Foundation,meskipun dukungan ini menuai kritik setelah protes George Floyd pada 2020.
Warisan dan Pandangan Masa Depan
Larry Fink sering disebut sebagai "raja Wall Street yang tak terlihat" karena profilnya yang relatif rendah di luar kalangan bisnis, meskipun ia kerap muncul di CNBC untuk berbagi pandangannya tentang ekonomi global.
Ia pernah bercita-cita menjadi Menteri Keuangan AS pada 2016 di bawah pemerintahan Hillary Clinton, menunjukkan ambisinya dalam ranah publik.
Fink telah diakui sebagai salah satu pemimpin terbaik dunia oleh Fortune dan dinobatkan sebagai salah satu "CEO Terbaik Dunia" oleh Barron’s selama lebih dari satu dekade.
Visinya untuk masa depan termasuk mendorong akses lebih besar ke pasar modal, mereformasi sistem pensiun, dan mengintegrasikan aset swasta seperti real estat dan infrastruktur ke dalam portofolio standar investor, sebuah ide yang ia sebut sebagai pergeseran dari model tradisional 60/40 (saham-obligasi) ke 50/30/20 (saham-obligasi-aset swasta).
Tokoh Penting abad ke-21
Larry Fink adalah figur kompleks: seorang inovator keuangan yang membentuk pasar modern, namun juga target kritik atas kekuatan dan pengaruhnya yang luar biasa.
Ia mewakili perpaduan antara kapitalisme modern, teknologi, dan tanggung jawab sosial, menjadikannya salah satu tokoh paling signifikan di abad ke-21 dalam dunia ekonomi global.